Pelindo Diminta Fokus Atur Informasi Kapal Kepada Penumpang

03-08-2018 / KOMISI V

 

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo meminta PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk fokus mengatur secara jelas mengenai kedatangan dan keberangkatan kapal. Hal ini guna memberikan informasi secara jelas dan pasti kepada para penumpang kapal. 

 

“Pemerintah sudah menugaskan Pelindo untuk mengatur aktifitas di pelabuhan. Oleh karena itu, Pelindo harus menjalankan tugasnya secara baik dan benar seperti yang diamanatkan pada Undang-Undang (UU) Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008. Terutama dalam hal memberikan informasi kepada para penumpang kapal,” jelas Sigit usai meninjau fasilitas sarana dan prasarana serta pelabuhan laut Manokwari, Papua Barat, Rabu (01/8/2018).

 

Politisi PKS itu menilai dengan adanya informasi yang jelas, guna mencegah terjadinya persoalan yang terkait dengan human error. “Misalnya ada calon penumpang baru yang ingin naik kapal, namun tidak tahu ada informasi tentang kedatangan dan keberangkatan kapal, lalu kemudian memaksa masuk karena tidak ingin menunggu lagi untuk kapal selanjutnya. Lalu hal itu yang menyebabkan kapal kelebihan muatan,” ungkapnya. 

 

Karena menurut Sigit, percuma jika fasilitas keamanan kapal sudah tinggi, namun tidak dibarengi dengan pengaturan penumpang kapal secara optimal. “Karena memang sudah tugas Pelindo untuk mengatur kapasitas orang dan barang agar kapal tidak kelebihan muatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan berhubungan dengan keselamatan,” tuturnya. 

 

Untuk itu, politisi daerah pemilihan Jawa Timur itu mendorong kepada Pelindo, Syahbandar serta otoritas pelabuhan untuk fokus dalam mengerjakan tugas dan kewajibannya. “Jangan sampai lagi terjadi persoalan human error dikarenakan pengaturannya yang tidak jelas,” imbuhnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi V DPR RI Rendy M. Affandy Lamajido mengusulkan, dalam hal keselamatan penumpang pada kapal perlu adanya kewajiban tersedianya sinyal tanda bahaya pada setiap kapal yang berlabuh di pelabuhan.

 

“Alangkah lebih baik jika setiap kapal dilengkapi dengan sinyal tanda bahaya. Jadi nantinya sinyal berbunyi pada detik-detik sebelum terjadi kecelakaan terjadi dan informasinya langsung datang dari kapal. Sehingga nantinya response time dari Basarnas dalam menyelamatkan penumpang bisa lebih bagus dari sekarang,” kata politisi PDI Perjuangan itu.

 

Di sisi lain, Rendy turut menyoroti perlu adanya perluasan pelabuhan untuk penampungan kontainer di Pelabuhan Manokwari. “Pelabuhannya sudah bagus, dermaganya juga bagus namun penampungan untuk kontainernya kecil nah ini menurut saya tidak seimbang. Saya kira ke depan Pemerintah juga harus berpikir dalam membangun suatu pelabuhan baru agar signifikan harus menyeimbangkan antara luas dermaga dengan penampungan kontainernya,” jelas politisi dapil Sulteng itu. (tra/sf)

BERITA TERKAIT
Kecelakaan di GT Ciawi, Bakri: DPR Akan Bentuk Panja Standardisasi Jalan Tol
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, A. Bakri HM, menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk Panitia Kerja (Panja) untuk...
Kecelakaan Maut Ciawi, Sudjatmiko Minta Perketat Pengawasan Kendaraan Niaga
07-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Sudjatmiko turut prihatin atas kecelakaan maut yang terjadi di pintu tol Ciawi...
Anggaran Kemen PU Terjun Jadi 29 T, Lasarus: 1000% Saya Tak Setuju!
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Rapat Kerja Komisi V DPR RI pada Kamis (6/2/2025) diwarnai oleh sejumlah protes, hal ini timbul lantaran...
Terima Audiensi DPRD Sumut, Lokot Nasution: Ini Hajat Hidup Orang Banyak
06-02-2025 / KOMISI V
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Lokot Nasution menerima kunjungan dari Komisi D DPRD Sumatera Utara pada...